Tuesday, September 30, 2025

Anak sebagai Sasaran Utama Vaksinasi Dengue: Fakta, Alasan, dan Strategi



PT Rifan Financindo Berjangka  - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tetap menjadi ancaman kesehatan di negara tropis seperti Indonesia. Pemerintah sekarang makin mengarahkan vaksinasi dengue untuk anak-anak sebagai langkah preventif utama. Berikut ulasan komprehensif kita terkait alasan anak jadi prioritas vaksinasi dengue, jenis vaksin, manfaat, risiko, dan strategi pelaksanaannya.


Mengapa Anak Menjadi Prioritas Vaksinasi Dengue?

1. Kerentanan Sistem Imun Anak

Imunitas anak-anak, terutama di usia sekolah dasar, masih dalam tahap pembentukan. Bila terinfeksi virus dengue, mereka lebih rentan mengalami dehidrasi berat, kebocoran pembuluh darah, atau bahkan kondisi syok. (medcom.id)

2. Gejala Berat Lebih Sering Terjadi

Studi dan laporan klinis menunjukkan bahwa anak-anak lebih cenderung mengalami dengue dengan manifestasi klinis berat dibandingkan orang dewasa. (medcom.id)

3. Efisiensi Operasional Program Sekolah

Melalui sekolah sebagai titik vaksinasi, cakupan bisa lebih luas dengan koordinasi mudah, terutama karena anak-anak berada dalam satu institusi dan mudah dijangkau melalui program kesehatan sekolah. (medcom.id)

4. Pengendalian Endemik & Efek “Herd Immunity”

Meningkatkan imunitas pada kelompok rentan (anak) membantu menekan penyebaran virus di komunitas, sehingga dapat memperlambat wabah dengue secara keseluruhan. (Alomedika)

5. Faktor Epidemiologi Lokal

Di daerah endemik dengue, anak-anak sering menjadi kelompok dengan angka kasus tinggi, sehingga prioritas vaksinasi diarahkan pada mereka untuk dampak terbesar. (Disway)


Jenis Vaksin Dengue yang Digunakan & Intervensi

Vaksin Qdenga (TAK-003)

  • Dapat diberikan kepada individu usia 6–45 tahun tanpa memerlukan verifikasi riwayat infeksi dengue. (Alodokter)

  • Diberikan sebanyak 2 dosis, selang waktu antar dosis sekitar 3 bulan. (RS Bunda)

Vaksin Dengvaxia (CYD-TDV)

  • Usia dianjurkan: 9–16 tahun. (Alodokter)

  • Hanya digunakan bagi mereka yang sudah pernah terinfeksi dengue (seropositif), karena pada individu yang belum pernah terinfeksi ada risiko peningkatan kasus dengue berat. (Alomedika)

  • Skema pemberian: 3 dosis (0, 6, dan 12 bulan) atau sesuai protocol lokal. (Alomedika)

Skrining Serostatus Sebelum Vaksinasi

Untuk vaksin CYD-TDV, perlu dilakukan tes laboratorium (serologi, NS1, atau IgG/IgM) guna memastikan status “seropositif” sebelum pemberian vaksin. (RS Bunda)
Metode “test-and-vaccinate” ini dipandang lebih hemat biaya dan mengurangi risiko pemberian pada individu yang tidak cocok. (arXiv)


Manfaat dan Tantangan Vaksinasi Dengue pada Anak

Manfaat Utama

  • Pengurangan kasus dengue berat dan kematian: Vaksin dapat menurunkan angka rawat inap dan komplikasi parah. (Alomedika)

  • Gejala ringan ketika terinfeksi: Jika anak tetap tertular, vaksin memitigasi keparahan gejala. (Alodokter)

  • Beban sistem kesehatan berkurang: Dengan menekan jumlah kasus berat, beban rumah sakit dan biaya perawatan pun menurun. (rskasihibu.com)

  • Dukungan upaya komunitas / herd effect: Mengurangi rantai penularan dalam komunitas luas. (Alomedika)

Tantangan dan Risiko

  • Risiko pada individu seronegatif (belum pernah terinfeksi): Terutama untuk vaksin CYD-TDV, penggunaan pada individu tanpa riwayat infeksi dapat memperbesar risiko dengue parah. (Alomedika)

  • Efek samping pasca imunisasi (KIPI): Nyeri lokal, demam ringan, kelelahan, kemerahan kulit, atau reaksi alergi ringan — umumnya bersifat ringan dan sementara. (Alodokter)

  • Keterbatasan cakupan & logistik: Distribusi vaksin, kesiapan fasilitas, serta kesiapan tenaga kesehatan di wilayah terpencil menjadi hambatan.

  • Keputusan kebijakan dan regulasi: Regulasi BPOM Indonesia membatasi penggunaan vaksin CYD-TDV hanya pada anak usia 9-16 tahun yang seropositif. (POM)


PT Rifan Financindo Berjangka  - Glh

    Choose :
  • OR
  • To comment
No comments:
Write comments